Langsung ke konten utama

Postingan

INFORMASI

SPIRIT KESADARAN BELAJAR OLEH PENGAWAS SMA KEPADA PESERTA DIDIK SMAMUGA

  Pembinaan Pelajar SMAMUGA Oleh Ibu Pengawas SMA (doc. Hasby Ash-Shiddiqi) SMAM UGA  - Pengawas Tingkat SMA Kabupaten Sumenep, Ibu Hermin Irawati, M.Pd., memberikan pembinaan secara langsung dan intens kepada peserta didik SMA Muhammadiyah 4 Gayam. Rabu (12/11/2025). Pembinaan sebelumnya dilaksanakan untuk kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah. Pengawas berperan penting dalam memberikan supervisi, pendampingan, umpan balik, dan evaluasi untuk memastikan proses belajar mengajar sesuai standar kurikulum dan meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Peran pengawas SMA terhadap peserta didik melalui pembinaan guru dan sekolah: Meningkatkan kualitas pembelajaran: Melalui supervisi, pengawas memantau dan membimbing guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran untuk memastikan sesuai standar kurikulum. Memastikan evaluasi yang tepat: Pengawas memastikan guru dapat melakukan penilaian...
Postingan terbaru

PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMAMUGA OLEH KACABDIN WILAYAH KAB. PAMEKASAN

  Pembinaan Oleh Kacabdin Wilayah Kabupaten Sumenep (doc. Hasby Ash-Shiddiqi) SMAM UGA  - Kepala Cabang Dinas Wilayah Kabupaten Sumenep melaksanakan agenda pembinaan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan di lembaga SMA Muhammadiyah 4 Gayam. Selasa (11/11/2025). Pembinaan pola pikir ( mindset ) kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan sangat penting untuk mentransformasi pendidikan ke arah yang lebih baik, terutama untuk menumbuhkan growth mindset (pola pikir bertumbuh). Pola pikir ini membantu mereka untuk beradaptasi dengan perubahan, belajar dari kesalahan, dan melihat tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang. "Pola pikir bertumbuh jika dimiliki oleh seluruh dewan guru yang ada di sekolah/lembaga, maka akan menghasilkan perkembangan siswa yang akan merespon pembelajaran dengan berkesadaran. Kita harus ikhlas mengharap ridho Allah dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Jangan merasa aman berada di zona nyaman. Bukan tidak mungkin apabila kita berdiam tanpa be...

MANUSIA KARATAN (CERMINAN GENERASI MASA KINI)

  Ilustrasi Gambar Manusia Karatan (doc. Abu Hasna) Manusia Karatan Oleh : Feri Jatmiko  Kejujuran dan keterbukaan seringkali termatikan, gagasan dan pencerahan seringkali menjumpai tembok tinggi dan juga bebal. Narasi kecintaan narasi ketulusan hadir bersama pahitnya jamu yang seringkali dibenci, sedangkan kebusukan yang berbalut gula seringkali disenangi padahal justru itu yang mematikan nurani, harkat, dan martabat diri.  Manusia harus belajar dan mengenal siklus akibat, dibalik sesuatu yang tampak. Manusia harus mencoba bertelanjang kejujuran dan membiarkan dadanya terbuka agar inderawinya peka terhadap hikmah fenomena. Rasa dalam jiwa harus kembali kita panggil dan dibangkitkan, barangkali selama ini ia telah mati bersama keruhnya kotoran yang membungkus diri, sehingga akal sehat kita tersumbat, yang menyebabkan hati serta tindakan kita berjalan dengan kebijakan yang sekarat sehingga menjadikan kemanusiaan kita tiada karena diri kita sebagai manusia pupus dan karatan...

BANGKITKAN LITERASI DARI SUDUT KECIL PULAU SAPUDI

  Bangkitkan Kembali Gerakan Membaca Secara Konservatif Bangkitkan Literasi Dari Sudut Kecil Pulau Sapudi Oleh : Feri Jatmiko Membaca ibarat menyalakan cahaya di tengah gelap. Setiap manusia seharusnya memiliki kesadaran untuk itu, sebab dengan membaca, pintu pengetahuan terbuka lebar. Melalui kegiatan membaca, manusia akan memperoleh wawasan yang lebih luas dari sebelumnya. Masyarakat, terlebih pemerintah, perlu menumbuhkan dan membangkitkan kembali semangat belajar. Pihak terkait juga harus menyediakan sarana pendukung seperti perpustakaan atau taman baca mulai dari Desa dan Kecamatan,  serta wadah-wadah literasi lain yang mudah dijangkau. Gerakan literasi dari tingkat paling bawah (PAUD/TK)  hingga menengah dan atas (SMP/MTs/SMA/MA/PT) harus digiatkan secara berkelanjutan. Sebenarnya tidak ada manusia yang tiba-tiba menjadi cerdas dan pintar begitu saja, sekalipun ia keturunan Kiai, Habaib, Bangsawan, atau tokoh terhormat lainnya. Kecerdasan tidak diwariskan secara aja...

SEMBUHLAH SAPUDIKU, SEMBUHLAH ALAMKU

Salah Satu Rumah Warga Saat Dikunjungi TNI di Kepulauan Sapudi (doc. Abu Hasna) Sembuhlah Sapudiku, Sembuhlah Alamku Oleh : Feri Jatmiko Lagi dan lagi Masih terus sama Sapudi lagi  Sapudi lagi Gempa datang silih berganti  Sudah dua minggu lebih tepatnya tiga belas hari setalah gempa besar tiga puluh September tempo hari. Masyarakat hidup dalam bayang-bayang ketakutan, banyak yang hidup dan istirahat diluar rumah takut dan trauma gempa datang saban waktu dan harinya. Isu liar merebak kemana-mana, pengeboran Migas dituding jadi pemicu utamanya, meski ada sangkalan-sangkalan ilmiah lainnya tapi pemerintah dan perusahaan yang dimaksud tak pernah mengkonfirmasinya.  Pemerintah tak pernah datang untuk meringankan ketakutan dan membantu ketenangan secara psikis, bahkan meneliti dan mengklarifikasi narasi yang berkembang di masyarakat Sapudi. Gempa lagi  Gempa lagi Lagi dan lagi Munajat dan do'a terus ditengadahkan pada Tuhan, agar bumi kembali tenang dan bersahabat kembali ...

GURU TAK CARI UANG, GURU TAK PERLU KAYA

  "Guru Tidak Cari Uang, Guru Tak Perlu Kaya" Entah sejak kapan kalimat “menjadi guru bukan untuk mencari kekayaan” dijadikan mantra nasional. Mungkin sejak negara mulai kehabisan cara membayar jasa mereka, maka muncullah dogma jalan keluar paling murah, yaitu nasihati saja supaya ikhlas. Guru, katanya, adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sebuah kalimat yang terdengar indah, sampai kita sadar bahwa “tanpa tanda jasa” ternyata bukan metafora, tapi kenyataan ekonomi. Guru tetap berdiri di depan kelas, meski meja rapuh, air mata anak istri mengalir, serta tungkunya tak lagi mengepul. Seakan Guru  adalah jalan suci dan tak boleh dicemari angka rupiah. Bahkan harus mati, miskin dan jadi martir baru dianggap sebagai pahlawan sejati. Lucunya, hanya profesi guru yang diminta berpuasa dari cita-cita finansial. Dokter boleh kaya, pengacara boleh mewah, pejabat boleh berlimpah, tapi guru? Cukup sejahtera dalam hati dan berterima kasih karena masih diingat setiap Hari Pendidikan Nasional. ...

FILSAFAT SASTRA DALAM KONTEKS DUNIA PENDIDIKAN DAN BUDAYA

  FILSAFAT SASTRA  Oleh : F. Jatmiko  Filsafat dan sastra merupakan dua disiplin yang sejak awal memiliki tujuan serupa, yakni mencari kebijaksanaan melalui kata-kata. Filsafat, secara etimologis, berarti cinta kebijaksanaan. Akal yang telah Tuhan anugerahkan dapat digunakan oleh manusia untuk berpikir kritis, misalnya dengan mempertanyakan hakikat segala sesuatu, serta menemukan dasar makna hidup. Sementara itu, sastra salah satunya menurut Prof. Suwardi Endraswara berasal dari bahasa Sanskerta yaitu sas yang berarti alat, dan tra yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, sastra dapat dimaknai sebagai “alat untuk menyampaikan kebijaksanaan.” Keduanya sama-sama mengandaikan sebuah proses berpikir yang dalam, reflektif, dan berorientasi pada kebaikan. Bedanya sastra lebih menekankan pada kata-kata yang estetis dan terkadang kebenarannya tertutupi oleh keindahan kata-kata. Bicara Filsafat Satra tidak lepas dari konteks persoalan pendidikan. Dalam konteks pendidikan, fils...