Langsung ke konten utama

GURU TAK CARI UANG, GURU TAK PERLU KAYA

 


"Guru Tidak Cari Uang, Guru Tak Perlu Kaya"

Entah sejak kapan kalimat “menjadi guru bukan untuk mencari kekayaan” dijadikan mantra nasional. Mungkin sejak negara mulai kehabisan cara membayar jasa mereka, maka muncullah dogma jalan keluar paling murah, yaitu nasihati saja supaya ikhlas.

Guru, katanya, adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sebuah kalimat yang terdengar indah, sampai kita sadar bahwa “tanpa tanda jasa” ternyata bukan metafora, tapi kenyataan ekonomi. Guru tetap berdiri di depan kelas, meski meja rapuh, air mata anak istri mengalir, serta tungkunya tak lagi mengepul. Seakan Guru  adalah jalan suci dan tak boleh dicemari angka rupiah. Bahkan harus mati, miskin dan jadi martir baru dianggap sebagai pahlawan sejati.

Lucunya, hanya profesi guru yang diminta berpuasa dari cita-cita finansial. Dokter boleh kaya, pengacara boleh mewah, pejabat boleh berlimpah, tapi guru? Cukup sejahtera dalam hati dan berterima kasih karena masih diingat setiap Hari Pendidikan Nasional.

Ironinya, guru diminta mencetak generasi emas dengan tangan yang tak pernah menyentuh logam. Diminta mendidik tentang nilai, sementara hidupnya sendiri diukur dengan “honor sukarela”. Diminta mengajarkan kejujuran, tapi gajinya sering tak jujur jumlahnya.

Dan ketika ada guru yang berhasil hidup layak, kita buru-buru menyebutnya “matre”  seolah kesejahteraan adalah dosa, dan kemiskinan adalah bukti cinta tanah air. Betapa pandainya bangsa ini menyulap penderitaan menjadi moralitas, dan menukar tanggung jawab negara dengan ceramah tentang keikhlasan.

Padahal guru tidak sedang meminta istana, hanya meminta penghargaan yang sepadan. Karena di tangan mereka bukan hanya kapur dan spidol, tapi masa depan seluruh negeri, termasuk mimpi anak istri.

Jadi, bukan gurunya yang perlu diajari untuk tidak mencari kekayaan.
Yang perlu diajari adalah mereka seper negara  dan pejabat-pejabatnya. 

Gayam, 09 Oktober 2025

Penulis Fery Yatmiko

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN RAMADHAN PART 2 : RAMADHAN SYAHRUL QURAN

Foto Bersama Peserta Putra Kajian Ramadhan Dengan Muballigh (Abu Hasna/SMAMUGA) SMAMUGA - SMA Muhammadiyah 4 Gayam mengelar Kajian Ramadhan di hari kedua pada Jumat (7/3/2025), yang menjadi muballigh kali ini adalah Ustadz Subdiyanto di Musholla Al-Ghuroba' SMA Muhammadiyah 4 Gayam, Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep. Kajian Ramadhan kali ini mengangkat tema "Ramadhan Syahrul Quran". Kegiatan dilaksanakan mulai dari pukul 07.30 - 10.00 WIB. Diawali dengan pelaksanaan Shalat Sunnah Dhuha, Mengaji Surah Al-Kahfi, dan dilanjutkan dengan Kajian Ramadhan yang diisi oleh Ustadz Subdiyanto. Beliau adalah salah satu pengajar Al-Quran di Musholla Darul Arqom, Desa Gayam, Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep. Ustadz Subdiyanto menuturkan bahwa; "Inilah waktu yang kita nanti-natikan selama setahun lamanya. Ada perasaan kangen, rindu kepada Ramadhan. Biasanya orang rindu itu tidak ingin berpisah. Ketika ia bertemu, ia akan selalu merasa enak, enjoy, senang dan bahagia. Itulah ...

KTQ SMAM 4 GAYAM GELAR WISUDA AKBAR TAHFIDZUL QUR'AN 28 WISUDAWAN/WISUDAWATI

  Pemberian Penghargaan Kepada 28 Wisudawan/Wisudawati Tahfidzul Qur'an KTQ SMAM 4 Gayam (Abu Hasna/SMAMUGA) SMAMUGA -  Komunitas Tahfidzul Qur'an SMA Muhammadiyah 4 Gayam menggelar prosesi Wisuda Akbar Tahfidzul Qur'an angkatan ke-VI kepada 28 Wisudawan/Wisudawati, yang digelar di halaman terbuka SMA Muhammadiyah 4 Gayam, Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep. Komunitas ini awal didirikannya pada tahun 2019 oleh Ustadz Syamsul Arifin, yang kala itu beliau hanya sebagai guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Muhammadiyah 2 Gayam dan juga guru di SMA Muhammadiyah 4 Gayam. Melihat potensi anak Kepulauan Sapudi yang berbakat dalam mempelajari Al-Qur'an, maka beliau membentuk Komunitas Tahfidzul Qur'an yang centralnya di SMA Muhammadiyah 4 Gayam. Tujuan wadah Komunitas Tahfidz ini adalah "Membentuk Generasi Qur'ani di Bumi Kepulauan Sapudi" . Malam Puncak Prosesi Wisuda digelar hari Senin Malam, bertepatan pada malam 18 Ramadhan 1446 hijriah. Acara tersebut dihad...

MENJADIKAN RAMADHAN SEBAGAI MOMENTUM MENINGKATKAN RUHIYAH

Kajian Ramadhan Hari ke-1 Muballigh Ustadz Nurul Bahri (Abu Hasna/SMAMUGA) SMAMUGA - Masuk awal pembelajaran pada bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, SMA Muhammadiyah 4 Gayam mengadakan Kajian Ramadhan hari pertama pada Kamis (6/3/2025), yang diisi oleh Ustadz Nurul Bahri selaku Ketua Kantor Layanan Lazismu Gayam, di Musholla Al-Ghuroba' SMA Muhammadiyah 4 Gayam, Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep. Kajian Ramadhan mengangkat tema "Menjadikan Ramadhan Sebagai Momentum Meningkatkan Ruhiyah Bagi Warga SMA Muhammadiyah 4 Gayam" . Kegiatan dilaksanakan mulai dari pukul 07.30 - 10.00 WIB. Diawali dengan pelaksanaan Shalat Sunnah Dhuha, dilanjutkan dengan Halaqah Al-Quran, kemudian Kajian Ramadhan yang diisi oleh Ustadz Nurul Bahri selaku Ketua Kantor Layanan Lazismu Gayam. Ustadz Nurul Bahri memberikan penjabaran secara detail tentang bagaimana menjadikan ramadhan 1446 H, sebagai momentum mengelola ruhiyah diri kita. Menghidupkan Rohani (Iman Kita) dengan cara : 1. Ta'at k...