Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

FILSAFAT SASTRA DALAM KONTEKS DUNIA PENDIDIKAN DAN BUDAYA

  FILSAFAT SASTRA  Oleh : F. Jatmiko  Filsafat dan sastra merupakan dua disiplin yang sejak awal memiliki tujuan serupa, yakni mencari kebijaksanaan melalui kata-kata. Filsafat, secara etimologis, berarti cinta kebijaksanaan. Akal yang telah Tuhan anugerahkan dapat digunakan oleh manusia untuk berpikir kritis, misalnya dengan mempertanyakan hakikat segala sesuatu, serta menemukan dasar makna hidup. Sementara itu, sastra salah satunya menurut Prof. Suwardi Endraswara berasal dari bahasa Sanskerta yaitu sas yang berarti alat, dan tra yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, sastra dapat dimaknai sebagai “alat untuk menyampaikan kebijaksanaan.” Keduanya sama-sama mengandaikan sebuah proses berpikir yang dalam, reflektif, dan berorientasi pada kebaikan. Bedanya sastra lebih menekankan pada kata-kata yang estetis dan terkadang kebenarannya tertutupi oleh keindahan kata-kata. Bicara Filsafat Satra tidak lepas dari konteks persoalan pendidikan. Dalam konteks pendidikan, fils...

HAKIKAT KHAYAL : Sebuah Refleksi Seni Sebagai Tontonan dan Tuntunan

Ilustrasi Ludruk Di Kepulauan Sapudi (doc. Abu Hasna)  SMAMUGA - Hakikat Khayal (Sebuah Refleksi Seni Sebagai Tontonan dan Tuntunan) Di pulau yang jauh dari riuh kota, hiburan menjadi pelipur sepi. Ludruk menari di panggung kayu, musik karaoke menjerit di malam hari. orang-orang tertawa, bersorak, seolah dunia cukup dengan riang sesaat. Namun ada hati yang gelisah, tertawa tapi hambar, bernyanyi tapi kosong. Hiburan yang dulu menggetarkan, kini hanya lalu-lalang bayangan. Ada kerinduan yang lebih dalam, kerinduan pada kata, pada tanya, pada percakapan yang menyala seperti pelita. Diskusi. Forum yang jarang lahir di Sapudi, tapi selalu dirindu jiwa yang haus. Di sana pikiran saling bertemu, hati saling menyingkap, dan manusia merasa lebih dari sekadar penonton. Tapi ia menjadi pencari. Ah, tapi mungkinkah hiburan dan pencerahan harus selalu terpisah? Tidak. Ludruk bisa jadi cermin, puisi bisa jadi doa, musik bisa jadi jalan pulang. Jika disusupi makna, hiburan berhenti jadi tontona...

Luka Yang Berulang, Dari Ethiopia ke Gaza Palestina : (Kemanusiaan yang Terus Terabaikan)

Ilustrasi Dari Ethiopia Ke Gaza Palestina (doc. Feri Yatmiko) SMAMUGA - Luka Yang Berulang, Dari Ethiopia ke Gaza Palestina (Kemanusiaan yang Terus Terabaikan). Sumenep (20/09/2025). Pada dekade tahun 1980-an, dunia pernah diguncang oleh tragedi kelaparan dahsyat di Ethiopia. Jutaan manusia kehilangan hak hidup yang paling dasar. Bencana tersebut bukan hanya akibat kekeringan, tetapi juga perang sipil dan kebijakan politik yang abai terhadap penderitaan rakyat. Solidaritas dunia kala itu segera mengalir. Menjadi simbol kepedulian global yang melintasi batas agama, ras, dan negara. Setelah beberapa dekade berselang, dunia kembali dihadapkan pada tragedi serupa di Gaza, Palestina. Bedanya, penderitaan di Gaza bukan disebabkan oleh bencana alam, melainkan blokade militer, serangan udara, serta kebijakan politik yang menutup akses terhadap makanan, air bersih, listrik, obat-obatan, bahkan ruang hidup yang layak. Warga sipil, khususnya anak-anak dan perempuan, kembali menjadi korban paling...

MENJAGA ETIKA BAHASA DI ERA MEDIA SOSIAL : TANTANGAN BUDAYA DAN PENDIDIKAN

Ilustrasi Fenomena Gen Z (doc. Abu Hasna)  SMAMUGA - Menjaga etika bahasa di era media sosial Gen Z merupakan sebuah tantangan yang sangat berat bagi para pemerhati generasi bangsa. Sumenep (19/09/2025). Fenomena Sarkasme di Media Sosial Perkembangan media sosial seperti TikTok, YouTube, dan platform lainnya menghadirkan tren bahasa baru yang sering kali jauh dari norma ketimuran. Kata-kata seperti anjing, goblok, njir, anjai, jiancuk, dan sejenisnya kini kerap dipakai sebagai bentuk ekspresi spontan, hiburan, atau bahkan dianggap sebagai candaan yang mempererat kebersamaan. Pengaruh film, serial, dan konten digital juga semakin mempopulerkan kata-kata kasar sehingga dianggap biasa. Namun, tren ini memunculkan dilema kultural. Dalam pandangan masyarakat timur, bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan cermin martabat, nilai, dan identitas. Maka, muncul pertanyaan penting: apakah bahasa kasar ini bisa ditolerir sebagai bagian dari kebebasan berekspresi, atau justru merupakan ...

SEMARAK PAWAI KARNAVAL KONTINGEN PCM GAYAM WUJUD NYATA SEMANGAT KEBANGSAAN PERSYARIKATAN

Pawai Karnaval HUT RI ke-80 Kontingen PC. Muhammadiyah Gayam (doc. Yayuk Sriwahyuni) SMAMUGA - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gayam bersama seluruh Ortom (Organisasi Otonom) (Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Hizbul Wathon, serta KL. Lazismu Gayam) dan Amal Usaha Muhammadiyah (SMA Muhammadiyah 4 Gayam, MDT Muhammadiyah 1 dan MDT Muhammadiyah 2), serta Amal Usaha Aisyiyah (TK/PAUD ABA Siti Khatija 1 Gayam) turut serta dalam memperingati dan memeriahkan Karnaval Kemerdekaan HUT ke-80 RI yang diselenggarakan oleh Kecamatan Gayam pada hari Sabtu (30/08/2025). Drumband Gema Sang Surya SMAMUGA (doc. Yudi Anshori) Rombongan Muhammadiyah tampil semarak dengan menampilkan berbagai kreasi yang menggambarkan semangat kebangsaan, nilai keislaman, serta gerakan dakwah persyarikatan. Barisan peserta terdiri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Hizbul Wathan s...