Pelaksanaan Shalat Idul Adha 1446 Hijriah di Halaman SMAMUGA (doc. Nurul Bahri)
SMAMUGA - Sumenep, 6 Juni 2025. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Gayam menggelar pelaksanaan Shalat Idul Adha 1446 hijriah di halaman SMA Muhammadiyah 4 Gayam, Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep.
Bertindak sebagai imam shalat Idul Adha, yakni Buhairi Irawan, S.Pd., selaku Kepala SMA Muhammadiyah 4 Gayam. Beliau lulusan SMA Muhammadiyah 1 Sumenep sekaligus beliau berada di Panti Asuhan Muhammadiyah. Sedangkan ustadz Imran Rosyidi, Amd.Kep., yang bertindak sebagai khotib juga lulusan SMA Muhammadiyah 1 Sumenep.
Isi materi dari khutbah shalat Idul Adha 1446 H. Ustadz Imran Rosyidi menjelaskan firman Allah 'Azza Wa Jalla dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 214 :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Artinya : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?" Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
"Demi Allah! apakah kalian mengira (wahai kaum mukminin) akan memasuki surga, sedang belum datang kepada kalian cobaan yang serupa dengan ujian yang telah menimpa kaum mukminin yang telah berlalu sebelum kalian seperti cobaan kemiskinan, menderita berbagai penyakit, dilanda rasa takut dan cekaman kegelisahan, dan digoncang dengan berbagai macam rasa takut, hingga Rasul mereka dan kaum mukminin yang bersamanya mengatakan, lantaran menginginkan pertolongan yang segera dari Allah, "Kapan Pertolongan Allah (tiba)?" Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan kaum Mukminin". tutur ustadz Imran Rosyidi.
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِى النَّارِ
“Tiga perkara yang bisa seseorang memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) Ia mencintai saudaranya hanyalah karena Allah, (3) ia benci kembali pada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana ia tidak suka jika dilemparkan dalam api.” (HR. Bukhari no. 21 dan Muslim no. 43).
Beberapa faedah dari hadits di atas :
1. Keutamaan mendahulukan kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya.
2. Keutamaan mencintai Allah.
3. Orang mukmin mencintai Allah dengan cinta yang tulus.
4. Orang yang memiliki tiga sifat ini adalah yang paling utama daripada yang tidak memilikinya walau orang yang memilikinya dahulu kafir dan masuk Islam atau dahulu adalah orang yang terjerumus dalam kubangan dosa lalu bertaubat.
5. Wajib membenci kekafiran dan pelaku kekafiran (orang kafir) karena barangsiapa yang membenci sesuatu, ia juga harus membenci pelaku yang memiliki sifat tersebut. Begitu pula dengan maksiat.
Kesimpulannya, ibadah bukan hanya gerakan tubuh saja, ibadah bukan hanya ruku', ibadah bukan hanya sujud. Kalau kita mengorbankan kambing dan sapi kita bukan itu saja ibadah. Ada sesuatu yang lebih besar dari ibadah yang dilakukan oleh gerakan tubuh kita, oleh kening kita, oleh lutut kita. Tapi mengapa mereka mampu melakukan itu semua? Karena ada cinta di dalam hatinya. Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi dari segala yang ada di muka bumi ini. Itulah yang menjadikan kita merasakan manisnya beriman dan berislam. (*)
Penulis Abu Hasna
Komentar
Posting Komentar